Batam (InsightMedia) – Indonesia menjadi sorotan dunia dengan cadangan timah yang melimpah, mencapai sekitar 800 ribu ton atau 17% dari total cadangan timah global. Pemerintah, melalui langkah hilirisasi, berupaya meningkatkan nilai tambah komoditas ini demi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, menghadiri groundbreaking pabrik hilirisasi timah PT Batam Timah Sinergi dan peresmian pabrik hilirisasi timah PT Tri Charislink Indonesia di Batam. “Dengan hilirisasi dan industrialisasi, Indonesia bisa maju. Kami yakin, hilirisasi timah ini akan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global,” ucap Ali.
Indonesia saat ini memproduksi lebih dari 70 ribu ton timah setiap tahun, dengan 32% dihasilkan oleh PT. Timah Tbk dan sisanya oleh 35 badan usaha swasta. Sebagian besar, sekitar 95% produksi timah nasional, diekspor ke berbagai negara. Pada tahun 2024, nilai ekspor timah mencapai USD1,44 miliar, dengan tujuan utama seperti Cina, India, dan Korea Selatan.
Ali menambahkan, hilirisasi timah memiliki potensi besar dalam meningkatkan devisa negara. “Data menunjukkan bahwa industri hilir bisa menggandakan nilai ekspor dibandingkan dengan bahan mentah. Dengan investasi Rp1,2 triliun dalam pembangunan pabrik ini, kami optimis Indonesia dapat menjadi pusat produksi timah hilir terbesar di dunia,” tegasnya.
Langkah ini juga diharapkan dapat menciptakan sekitar 1.500 lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, serta memberikan kontribusi positif bagi pendapatan daerah. “Mari kita bersama mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan mandiri melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” tutup Ali. (csw)
