Jakarta (InsightMedia) – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto dalam menanggapi tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Fadli menegaskan bahwa strategi ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memperkuat kedaulatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Langkah-langkah yang diambil Presiden Prabowo menunjukkan respons yang tepat dan strategis dalam menghadapi dinamika perdagangan global. Ini adalah langkah jangka panjang untuk membangun kemandirian ekonomi bangsa. Kita tidak boleh gentar terhadap tekanan, justru ini saatnya Indonesia menunjukkan kepemimpinan di tengah ketidakpastian global,” ujar Fadli zon.
Salah satu pilar strategi Presiden Prabowo adalah memperluas kemitraan dagang strategis, termasuk penguatan hubungan dengan BRICS, ASEAN, dan negara-negara di kawasan selatan global. Fadli menegaskan pentingnya diversifikasi mitra dagang di tengah perang dagang dan kebijakan perdagangan yang semakin proteksionis. Indonesia telah menandatangani berbagai kemitraan ekonomi, termasuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan terus berupaya untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Fadli yang sebelumnya aktif di DPR RI, juga menggarisbawahi pentingnya percepatan hilirisasi sumber daya alam. Menurutnya, investasi dalam proyek hilirisasi di sektor-sektor utama seperti mineral dan perikanan akan memberikan nilai tambah, membuka lapangan kerja, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. “Kita tidak boleh terus mengekspor bahan mentah. Hilirisasi adalah kunci untuk menciptakan ekonomi yang lebih kuat,” katanya.
Selain itu, strategi meningkatkan daya beli masyarakat melalui program-program kesejahteraan juga menjadi fokus. Fadli mencontohkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir 2025 sebagai langkah untuk meningkatkan konsumsi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. Ia juga menekankan pentingnya mendirikan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekonomi desa dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.
Menghadapi tarif impor dari AS, Fadli melihat kebijakan tersebut sebagai tantangan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun orientasi ekonomi yang lebih baik. “Dengan strategi yang tepat, kita dapat menjadikannya sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat kemandirian ekonomi bangsa,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama regional dalam menghadapi dinamika perdagangan global.
Sebagai bagian dari Kabinet Merah Putih, Fadli menegaskan bahwa seluruh kementerian dan lembaga siap untuk melaksanakan strategi ini secara terpadu dan lintas sektor, termasuk melalui diplomasi budaya dan promosi internasional yang berkelanjutan. (ass)