banner 728x250

Latar Waktu dan Tempat Jadi Kunci dalam Film “Rumah Gundik”

  • Bagikan
banner 468x60

Jakarta (InsightMedia) — Film Rumah Gundik, karya terbaru sutradara Anggy Umbara, menghadirkan pendekatan visual dan naratif yang kental dengan nuansa masa lalu. Latar waktu dan tempat bukan sekadar pelengkap cerita, tetapi menjadi kekuatan utama yang membentuk atmosfer, alur, dan karakter dalam film tersebut.

‎Dengan genre horor-heist yang belum banyak diangkat di layar lebar Indonesia, Rumah Gundik mengeksplorasi sisi gelap masa lalu yang bersembunyi di balik kemegahan sebuah rumah tua. Para tokoh dalam film bukan hanya menghadapi konflik antarpribadi, tetapi juga sejarah yang membekas dalam dinding-dinding bangunan itu.

‎Latar Waktu dan Tempat Membentuk Emosi Cerita

‎Anggy Umbara menjelaskan bahwa rumah yang menjadi latar utama merupakan simbol kekuasaan di masa lalu. “Rumah itu menyimpan banyak cerita. Ia menjadi saksi diam kekejaman dan kemewahan,” ujar Anggy saat ditemui di sela peluncuran trailer film. ‎Rumah tua yang digunakan untuk syuting berada di kawasan Jawa Barat. Rumah tersebut telah berusia lebih dari 100 tahun dan belum pernah direnovasi total. “Kita memilih lokasi yang benar-benar otentik. Bukan sekadar bangunan tua, tapi yang punya jiwa,” kata Anggy. ‎Latar waktu yang dipilih juga menarik. Film ini mengambil potongan masa antara era kolonial dan masa kini. Peralihan waktu itu menjadi elemen penting dalam menumbuhkan ketegangan psikologis para karakter. “Kita ingin penonton merasakan pergeseran waktu dan beban sejarah,” tambah Anggy.

 

Example 300x600



‎Luna Maya: Emosi Terbangun dari Ruang

‎‎Luna Maya, pemeran tokoh sentral dalam film, mengaku lokasi syuting sangat memengaruhi kualitas aktingnya. Ia merasa atmosfer rumah tua tersebut membantu membangun koneksi emosional dengan karakter yang ia perankan. ‎“Begitu masuk ke dalam rumah, rasanya langsung berubah. Suasananya tegang dan berat,” ujar Luna. Ia mengungkapkan bahwa adegan-adegan tertentu terasa lebih kuat karena faktor ruang. “Saya tidak perlu terlalu banyak usaha untuk masuk ke dalam emosi. Rumah itu bicara sendiri.” ujar luna

‎Luna juga menyoroti pentingnya pencahayaan alami dan properti autentik yang digunakan selama proses syuting. Menurutnya, semua unsur tersebut memperkuat latar cerita dan membantu aktor menyatu dengan dunia yang dibangun dalam film.

‎Adegan yang Membekas di Ingatan

‎Setiap aktor dalam film ini punya pengalaman berbeda soal adegan yang paling membekas. Bagi Luna, salah satu adegan yang paling kuat terjadi ketika karakternya harus menghadapi bayangan masa lalu yang muncul secara mendadak. ‎“Saat itu, suasana di lokasi sangat sunyi. Saya seperti benar-benar berada dalam dimensi lain,” kata Luna. Ia mengaku adegan tersebut membuatnya merinding bahkan saat kamera sudah dimatikan. Sementara itu, Maxime Bouttier, rekan main Luna, menyebut adegan di ruang bawah tanah sebagai yang paling sulit dilupakan. “Kita syuting di ruang gelap dengan suhu dingin dan kelembaban tinggi. Rasanya sangat nyata,” ujarnya. ‎Maxime mengaku suasana syuting sangat intens. “Ada rasa takut yang benar-benar alami. Bukan akting. Tapi reaksi jujur tubuh kita terhadap situasi,” katanya.

‎Peran Teknis dalam Menyusun Cerita

Sinematografer film ini, Dimas Ardi, menjelaskan bahwa pencahayaan menjadi aspek vital dalam membentuk karakter ruang dan waktu. “Kami pakai cahaya alami sebanyak mungkin. Cahaya remang-remang memberikan kesan sejarah yang hidup,” kata Dimas. ‎Selain itu, tata suara juga memainkan peran penting. Bunyi lantai kayu, desir angin, dan denting jam tua ditata sedemikian rupa agar penonton merasa seolah-olah berada di dalam rumah itu. ‎Rumah Gundik bukan hanya kisah tentang masa lalu yang menghantui. Ia adalah potret ruang dan waktu yang tak bisa dihindari.

 

Karakter-karakter dalam film ini hidup dalam pusaran sejarah, ruang yang tertinggal, dan emosi yang tak bisa mereka lupakan. ‎Dengan latar yang kuat, akting yang mendalam, serta teknis yang mendukung, film ini diharapkan menjadi penanda baru dalam genre horor Indonesia. (Put)

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *