Jakarta (Insight Media) – Asuransi Astra meraih Piagam Apresiasi ESG Sektor Asuransi Umum dalam ajang IDX Channel Anugerah ESG 2025. Penghargaan ini diberikan pada 4 Juli 2025 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Penghargaan itu menegaskan keberhasilan Asuransi Astra menerapkan inisiatif “Optimalkan Kontribusi Publik melalui Empat Pilar Keberlanjutan.” Empat pilar tersebut meliputi lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan kewirausahaan.
Acara IDX Channel Anugerah ESG 2025 mengusung tema “Navigating in Global Economy Uncertainty.” Tujuannya memberikan apresiasi kepada perusahaan yang mengimplementasikan prinsip ESG dan berdampak bagi bisnis, masyarakat, serta lingkungan berkelanjutan di Indonesia.
“Penghargaan ini membuktikan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial,” ujar VP Governance, Risk Management, Compliance and Corporate Secretary Asuransi Astra, Djoko Nugroho Anindito, Kamis (4/7).
Mengapa Asuransi Astra Meraih Penghargaan ESG?
Penilaian penghargaan dilakukan berdasarkan empat aspek utama: environment, social, governance, dan innovation in sustainable finance. Evaluasi mencakup 12 sektor industri di Bursa Efek Indonesia, termasuk energi, keuangan, properti, teknologi, dan kesehatan.
Asuransi Astra dinilai konsisten mengintegrasikan visi keberlanjutan ke dalam strategi bisnis. Perusahaan menetapkan visi menjadi “the most sustainable green insurance company” di Indonesia. Visi ini diwujudkan melalui pendekatan Triple P Roadmap: Portfolio, People, dan Public Contribution.
Pada Portfolio Roadmap, Asuransi Astra mengembangkan Green Insurance Products, Green Investment, dan Green Operation. Sementara di People Roadmap, perusahaan mendorong pengembangan karyawan melalui pelatihan, sertifikasi, dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Public Contribution Roadmap: Empat Pilar Keberlanjutan
Asuransi Astra fokus pada Public Contribution Roadmap melalui empat pilar. Pilar Pendidikan diwujudkan melalui beasiswa dan program literasi keuangan LENTERA. Pilar Kesehatan mengusung program Aksi Cegah Stunting (ACTing), edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pembinaan posyandu.
Di bidang lingkungan, perusahaan menanam pohon mangrove, mengembangkan energi terbarukan, dan menanam pohon produktif. Untuk pilar kewirausahaan, Asuransi Astra memberikan dana bergulir dan pelatihan bagi pelaku UMKM.
“Kami percaya keberhasilan bisnis sejati tidak hanya diukur dari profit, tetapi juga dampaknya,” kata Djoko.
Inisiatif Estafet Peduli Bumi (EPB)
Untuk mewujudkan prinsip ESG secara nyata, Asuransi Astra meluncurkan program Estafet Peduli Bumi (EPB). Program ini berbasis kolaborasi Pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.
EPB telah berjalan di 14 kota besar di Indonesia. Program ini fokus pada pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif.
Djoko menegaskan, penghargaan ESG ini menjadi motivasi untuk memperluas dampak. “Kami ingin membangun masa depan yang hijau, inklusif, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Komitmen Sejalan dengan Regulasi Nasional
Komitmen Asuransi Astra sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) yang dicanangkan OJK. Perusahaan terus memperkuat perannya sebagai Global Corporate Citizen melalui inovasi produk, investasi hijau, dan edukasi masyarakat.
Asuransi Astra juga menekankan transparansi tata kelola. Djoko menambahkan, pengelolaan perusahaan yang baik menjadi fondasi pencapaian keberlanjutan.
“Terima kasih kepada seluruh karyawan yang berkomitmen menjalankan nilai keberlanjutan,” katanya. “Kolaborasi semua pihak membuat inisiatif kami berhasil.”
Mengapa ESG Penting bagi Asuransi?
Penerapan ESG bukan hanya tren global, tetapi kebutuhan industri keuangan di Indonesia. ESG mendukung daya tahan perusahaan menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, prinsip ESG menjadi nilai tambah bagi investor yang mengedepankan keberlanjutan.
Asuransi Astra menegaskan bahwa keberlanjutan adalah investasi jangka panjang. Perusahaan percaya bahwa keuntungan bisnis harus selaras dengan kesejahteraan sosial dan lingkungan. (Din)
