Jakarta (Insight Media) – Pengacara Sunan Kalijaga mengaku menjadi korban pemukulan setelah mengikuti acara debat hukum di salah satu stasiun televisi nasional, Senin (11/8/2025) malam. Insiden terjadi setelah acara selesai dan melibatkan dua pihak yang disebut berasal dari tim hukum publik figur berbeda.
Sunan hadir dalam acara tersebut bersama sejumlah figur publik, di antaranya Ayu Aulia, Barbie Kumalasari, dan Emma Waroka. Ia menegaskan, kehadirannya di acara debat hukum itu atas undangan resmi.
“Kami hadir atas undangan resmi. Datang dengan etika baik untuk berdebat di acara hukum,” ujar Sunan dalam pernyataan di kanal YouTube miliknya, Selasa (12/8/2025).
Menurut Sunan, insiden bermula saat ia mencoba bersalaman dengan salah satu narasumber lain seusai acara. Tiba-tiba, seorang pria yang disebut sebagai kuasa hukum dokter Reza Gladys mendorong dan berusaha memukulnya.
“Dia mendorong saya lalu mau memukul saya. Saya menghindar, tapi di belakang saya ada Ayu Aulia dan Barbie Kumalasari. Kaki Barbie terinjak dan kukunya sampai terlepas,” kata Sunan.
Dua Pelaku dari Dua Tim Hukum
Sunan menyebut, penyerangan itu dilakukan oleh dua orang dari dua tim hukum berbeda. Satu orang dari pihak dokter Reza Gladys dan satu lagi dari pihak yang disebutnya sebagai tim dokter Andreas.
“Yang satu dari pihak dokter Reza Gladys, dan satu lagi katanya dari tim dokter Andreas,” ungkap Sunan.
Ia menegaskan, salah satu pelaku bahkan tidak memiliki kapasitas atau undangan untuk hadir di forum debat hukum tersebut.
“Yang jelas, orang dari tim dokter Andreas tidak punya kapasitas untuk hadir,” ujarnya.
Kecaman terhadap Kekerasan di Forum Hukum
Sunan menyayangkan tindakan kekerasan yang menurutnya mencoreng profesi advokat. Ia menilai insiden itu merusak esensi forum debat hukum yang seharusnya menjadi ruang adu argumen secara profesional.
“Saya datang untuk menyampaikan pendapat profesional, bukan untuk bertarung di ring tinju. Ini forum debat hukum, bukan tempat kekerasan,” tegas Sunan.
Ia meminta semua pihak menghormati profesi advokat dan menjaga etika dalam forum diskusi publik. Sunan juga menilai tindakan tersebut berpotensi melanggar hukum.
“Profesi advokat itu terhormat. Kekerasan di ruang publik bisa berimplikasi hukum,” ucapnya.
Kondisi Korban Lain
Sunan menyampaikan, Barbie Kumalasari mengalami cedera akibat insiden tersebut. Kukunya terlepas setelah terinjak ketika mencoba menghindar. Ayu Aulia yang berada di lokasi juga terkejut dengan kejadian itu.
“Barbie jelas merasakan sakit. Ayu juga syok melihat situasi seperti itu,” kata Sunan.
Hingga kini, Sunan belum memastikan langkah hukum yang akan diambil. Namun ia tidak menutup kemungkinan membawa kasus ini ke ranah kepolisian.
“Saya masih mempertimbangkan. Namun kekerasan ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Latar Belakang Debat
Acara debat hukum yang diikuti Sunan Kalijaga membahas isu sengketa dan permasalahan hukum publik figur di Indonesia. Beberapa narasumber hadir untuk memberikan pandangan hukum dan pengalaman mereka.
Sunan mengaku menerima undangan resmi dari pihak penyelenggara. Ia datang untuk menyampaikan pendapat profesional berdasarkan pengalaman sebagai pengacara.
“Sejak awal, saya datang dengan itikad baik. Tidak ada niat memancing keributan,” jelasnya.
Menurutnya, forum debat hukum seharusnya memberikan ruang dialog sehat, bukan menjadi ajang konfrontasi fisik.
“Perbedaan pendapat itu wajar. Namun mengubah forum menjadi arena kekerasan tidak dapat dibenarkan,” tegasnya.
Reaksi Publik
Kabar insiden pemukulan itu cepat menyebar di media sosial. Sejumlah warganet mengecam tindakan kekerasan di forum publik yang disiarkan televisi.
Banyak komentar mendukung Sunan untuk melaporkan pelaku ke pihak berwenang. Sebagian lain meminta semua pihak menahan diri agar situasi tidak memanas.
“Debat harusnya adu argumen, bukan adu fisik,” tulis salah satu pengguna media sosial.
Langkah Selanjutnya
Sunan menyatakan akan berkonsultasi dengan tim hukumnya sebelum mengambil keputusan akhir. Ia juga akan berkoordinasi dengan pihak penyelenggara acara untuk meminta klarifikasi dan rekaman video insiden.
“Kami akan meminta rekaman lengkap. Itu penting untuk bukti,” ujarnya.
Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar forum hukum tetap kondusif.
“Saya berharap ini tidak terulang. Mari kita junjung tinggi etika dan hukum,” kata Sunan. (Put)