Jakarta (Insight Media) – Upaya pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia, menghadapi tantangan besar dengan munculnya jejaring yang sangat luas dan kompleks. Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Marthinus Hukom yang ditemui wartawan usai konferensi pers, Kamis (5/12) mengatakan, narkoba memiliki pasar yang sangat besar di Indonesia. Jumlah penggunanya mencapai 3,33 juta orang.
Angka tersebut mengindikasikan betapa luasnya jaringan narkoba yang ada di masyarakat. Marthinus menjelaskan, jaringan distribusi narkoba sangat berkaitan dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 108.000 km dan lebih dari 17.000 pulau, menjadikannya titik rawan untuk penyelundupan barang ilegal.
Terlebih, lanjut dia, tadisi jalur perdagangan antar pulau yang sudah ada sejak zaman dahulu juga menjadi tantangan besar dalam mengatasi peredaran narkoba. Jalur-jalur tradisional ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang melihat kesempatan untuk membawa narkoba ke Indonesia.
Selain itu, Marthinus juga mengungkapkan kenyataan bahwa kurir narkoba sering kali berasal dari kalangan pekerja. Seperti petambak di Aceh, yang tergiur dengan janji keuntungan besar. ‘’Satu kilogram narkoba bisa menghasilkan 40 juta rupiah, yang menjadi daya tarik bagi mereka meskipun berisiko tinggi,’’ katanya mencontohkan.
Menyadari kondisi ini, langkah-langkah yang diambil BNN, tidak sebatas penangkapan, tapi juga membangun kesadaran kolektif di masyarakat. Pendekatan moral menjadi kunci utama, dengan harapan masyarakat lebih memilih hidup tenang meski dengan pendapatan sedikit daripada terjebak dalam bisnis narkoba yang penuh risiko.
Marthinus menginstruksikan agar patroli di perbatasan diperkuat. Membangun koordinasi lintas instansi dalam upaya penyuluhan kepada masyarakat pesisir pantai, guna menciptakan kesadaran tentang pentingnya memilih jalan hidup yang lebih baik dan menjauhi narkoba.
BNN berharap masyarakat dapat memahami, bahwa meskipun uang yang didapatkan dari narkoba menggiurkan, namun risiko hukuman dan rasa bersalah jauh lebih besar. “Hidup tenang lebih penting daripada hidup dengan uang banyak yang diiringi dengan rasa takut,” imbuhnya.
Marthinus menakankan pentingnya untuk terus membangun kesadaran kolektif masyarakat dan menanamkan nilai moral yang baik. Terutama di pesisir pantai yang menjadi salah satu titik rawan peredaran narkoba. (put)