Jakarta (Insight Media) — Film terbaru garapan sutradara Hanung Bramantyo, “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”, resmi tayang di bioskop pada Februari 2025. Penayangan film ini bertepatan dengan momen Hari Kasih Sayang.
Film ini langsung menarik perhatian publik karena menyuguhkan cerita yang menyentuh tentang cinta dan waktu. Cerita diangkat dari novel karya Puthut EA, dan diproduksi dalam genre melodrama yang dibumbui elemen slice of life. “Saya tertarik mengangkat kisah ini karena temanya dekat dengan kehidupan,” ujar Hanung.
Siapa Tokoh Utama dan Apa Ceritanya?
Film ini mengisahkan Daku Ramala, diperankan oleh Refal Hady, seorang penulis muda yang selalu gagal menemukan cinta di waktu yang tepat. Daku merasa hidupnya kerap bertabrakan antara cinta dan kesempatan. Setiap kali Daku merasa siap menjalin hubungan, cinta justru menjauh atau datang terlalu lambat. Ia terjebak dalam dilema antara keinginan pribadi dan tekanan dari keluarga maupun lingkungan.
“Daku adalah gambaran anak muda urban yang sering ragu mengambil keputusan,” ujar Refal. “Perannya mengajarkan saya soal pentingnya berdamai dengan waktu.”
Cerita berjalan melalui pertemuan Daku dengan beberapa perempuan yang hadir dalam fase berbeda dalam hidupnya. Dari perjumpaan itu, ia mulai memahami bahwa cinta sejati bukan soal waktu yang tepat, tetapi tentang keberanian menerima keadaan.
Apa Pesan Utama Film Ini?
Menurut Hanung, film ini tidak menawarkan kisah cinta ideal seperti dongeng. Sebaliknya, film ini memperlihatkan bahwa tidak semua cinta berakhir bahagia atau sesuai rencana. “Cinta adalah soal kesiapan dan penerimaan, bukan hanya perasaan,” ucap Hanung. “Kadang cinta datang saat kita belum mampu menerimanya.”
Hanung ingin mengajak penonton merenung tentang hubungan yang rumit. Ia juga mengangkat isu psikologis yang banyak dialami anak muda: overthinking, krisis identitas, dan tekanan sosial.
Film ini berdurasi sekitar 110 menit dengan alur yang tenang namun menyimpan banyak emosi. Penonton diajak menyusuri perasaan Daku yang terus berusaha memahami arti cinta dan ketepatan waktu.
Di Mana Bisa Menonton Film Ini?
Setelah tayang di bioskop, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu kini dapat disaksikan melalui layanan streaming Vidio. Platform ini menayangkan versi full movie yang bisa ditonton kapan saja. “Vidio memberi ruang bagi film Indonesia untuk menjangkau lebih banyak penonton,” ujar Monica Desideria, Chief Content Officer Vidio.
Melalui Vidio, penonton juga bisa menikmati berbagai konten hiburan lain, seperti drama lokal, original series, hingga tayangan olahraga eksklusif. Aplikasi Vidio tersedia untuk diunduh di berbagai perangkat, baik Android maupun iOS. Pengguna cukup mendaftar untuk bisa langsung menikmati film ini dari rumah.
Mengapa Film Ini Layak Ditonton?
Film ini menyentuh banyak aspek kehidupan yang kerap dirasakan namun jarang dibicarakan secara jujur. Konflik batin, rasa tidak percaya diri, serta tekanan untuk “harus bahagia” menjadi warna utama dalam cerita. “Film ini bikin saya berkaca, terutama soal harapan yang sering tidak sesuai kenyataan,” ujar Nadya, penonton asal Jakarta, usai menonton film di Vidio.
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu tidak hanya menyuguhkan drama, tapi juga refleksi. Film ini mengajak penonton berdamai dengan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan, terutama soal waktu.
Bagi yang belum menonton, film ini bisa menjadi pilihan tepat untuk dinikmati di akhir pekan. Sebuah kisah tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk melangkah meski terlambat. (Put)