banner 728x250

Dewi Wulan dan DJ Natagein Somasi Lisa Mariana, Tuding Ada Penipuan dan Penggelapan

  • Bagikan
banner 468x60

Bekasi (InsightMedia) – Dewi Wulan bersama DJ Natagein resmi melayangkan somasi kepada Lisa Mariana (LM). Somasi ini terkait dugaan penggelapan dan penipuan yang mereka alami. Didampingi kuasa hukum Ananta Rangkugo, SH., Dewi dan DJ Natagein membeberkan kronologi kasus kepada awak media.

Konferensi pers digelar di Club Sevensix, Green House Cafe, Apartemen Lagoon, Bekasi, Rabu, 2 Juli 2025. Ananta Rangkugo menyampaikan bahwa somasi berkaitan dengan dua kasus hukum yang merugikan kliennya secara materiil dan moral.

Example 300x600

“Kasus pertama berkaitan dengan dugaan penipuan transaksi online pada 12 April 2025,” ujar Ananta.

Menurut Ananta, kliennya, Dewi Wulan, membeli piyama dari akun Instagram milik Lisa Mariana. Setelah pembayaran penuh dilakukan, barang tak kunjung diterima hingga saat ini.

“Pembayaran sudah dilakukan, namun barang tak pernah diterima,” kata Ananta.

Selain itu, Ananta juga memaparkan dugaan kasus kedua, yakni pinjaman uang senilai Rp10 juta. Uang tersebut dipinjam Lisa Mariana dari Dewi Wulan pada 19 April 2025. Transaksi itu tanpa perjanjian tertulis.

“LM sempat berjanji mengembalikan uang mulai 23 April 2025,” kata Ananta menegaskan.

Namun, hingga kini, pembayaran tak pernah terealisasi. Lisa Mariana justru beberapa kali memberikan janji palsu. Kuasa hukum menilai tindakan tersebut mencerminkan itikad buruk.

Dewi Wulan, saat berbicara di depan media, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menuturkan awalnya memberikan pinjaman karena hubungan pertemanan dan rasa percaya.

“Saya membantu karena saya percaya pada LM yang sedang kesulitan,” ujar Dewi Wulan.

Namun, seiring waktu berjalan, komunikasi dengan Lisa Mariana mulai sulit. Janji pengembalian uang tak pernah ditepati. Karena itu, Dewi memutuskan mengambil langkah hukum melalui somasi.

“Kami ingin hak kami dikembalikan. Bukan untuk mempermalukan,” ucap Dewi.

Dewi dan DJ Natagein juga mengangkat isu penting soal kejahatan berbasis relasi dan manipulasi psikologis. Mereka menilai fenomena ini semakin marak dan kerap membuat korban memilih bungkam.

“Kami harap ini jadi pelajaran bagi banyak orang,” kata DJ Natagein.

Menurut DJ Natagein, kasus ini bukan sekadar masalah pribadi. Ia ingin masyarakat belajar agar berhati-hati dalam membangun relasi, baik secara sosial maupun bisnis.

“Kejahatan seperti ini bisa menimpa siapa saja,” ujar DJ Natagein menegaskan.

Sementara itu, Lisa Mariana belum memberikan tanggapan resmi terkait somasi ini. Hingga saat ini, LM belum mengeluarkan pernyataan ataupun klarifikasi kepada media.

Dalam beberapa unggahan di media sosial, Lisa sempat mengaku tertekan atas tuduhan yang beredar. Namun, ia belum menunjukkan langkah hukum ataupun mediasi untuk menyelesaikan persoalan.

Ananta Rangkugo kembali menegaskan bahwa tujuan somasi bukanlah untuk mempermalukan pihak mana pun. Ia menegaskan bahwa hukum harus ditegakkan demi keadilan.

“Somasi ini langkah awal agar hak klien saya dipenuhi,” kata Ananta.

Ia juga mengingatkan bahwa hukum berlaku untuk semua, tanpa memandang besar atau kecilnya kasus. Menurutnya, pola kejahatan serupa bisa menjadi ancaman serius jika tak ditangani.

“Pola manipulasi ini bisa menimbulkan korban baru,” ujarnya.

Konferensi pers ini mendapatkan perhatian publik, terutama di media sosial. Banyak warganet mendukung langkah Dewi dan DJ Natagein yang berani membuka persoalan ke publik.

Sebagian masyarakat menilai kasus ini dapat menjadi momentum edukasi tentang pentingnya transparansi. Masyarakat diimbau lebih berhati-hati dalam menjalin pertemanan atau bisnis berbasis kepercayaan.

“Kita harus lebih cermat agar tak menjadi korban serupa,” kata salah satu peserta konferensi.

Ananta Rangkugo menambahkan bahwa pihaknya masih membuka ruang dialog dan penyelesaian damai. Namun, jika tak ada itikad baik dari Lisa Mariana, mereka siap melanjutkan langkah hukum.

“Kami berharap pihak sana mau menyelesaikan ini dengan baik,” tegas Ananta.

Dewi Wulan juga menyatakan bahwa ia tak ingin kasus ini berlarut-larut. Tujuan utamanya adalah penyelesaian yang adil dan penghormatan atas hak-haknya.

“Saya hanya ingin keadilan dan kejelasan,” kata Dewi singkat.

DJ Natagein menambahkan bahwa kasus ini menjadi pengingat pentingnya literasi hukum dalam kehidupan sehari-hari. Ia berharap semakin banyak orang memahami hak-haknya dan berani bersuara.

“Jangan takut bersuara bila hak Anda dilanggar,” ujar DJ Natagein.

Kasus ini menunjukkan bagaimana kejahatan bisa berawal dari hubungan yang tampaknya sepele. Dewi dan DJ Natagein berharap kisah mereka bisa menginspirasi korban lainnya untuk berani mencari keadilan. (Put) 

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *