Jakarta (InsightMedia) – Suasana haru dan khidmat menyelimuti Gedung PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025) malam. Ratusan pelayat menghadiri doa tujuh harian mendiang Titiek Puspa, maestro musik legendaris Indonesia.
Doa bersama ini menjadi bentuk penghormatan terakhir dari keluarga, sahabat, serta rekan seprofesi yang selama ini mengenal sosok Titiek Puspa. Sang penyanyi senior wafat pada 10 April 2025 lalu, dalam usia 87 tahun, setelah mengalami pendarahan otak.
Keluarga Besar Gelar Tahlilan di Gedung PTIK
Keluarga besar Titiek Puspa menggelar acara tahlilan tujuh harian dengan penuh ketulusan. Sejak sore, suasana Gedung PTIK mulai dipadati oleh pelayat yang datang dari berbagai kalangan.
Acara pengajian dipimpin langsung oleh Ustaz Das’ad Latif. Puluhan anak yatim dari Yayasan Latansa Salaf turut hadir dan memanjatkan doa untuk almarhumah.
Petty S. Fatimah, putri Titiek Puspa, mengungkapkan rasa harunya atas kehadiran begitu banyak orang. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral. “Di malam yang sendu ini, kami merasa Eyang Titiek ingin kita tetap tersenyum,” ujar Petty. “Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kehadiran semua orang,” lanjutnya.
Artis dan Tokoh Hadir Mengenang Sosok Titiek
Sejumlah nama besar dari dunia hiburan tampak hadir dan larut dalam doa bersama. Di antaranya Inul Daratista bersama suami Adam Suseno, Camelia Malik, Elvy Sukaesih, Iis Dahlia, Vina Panduwinata, Krisdayanti, Ivan Gunawan, Rossa, dan Afghan.
Mereka tak hanya hadir, tapi juga berbagi kisah dan kenangan tentang sosok Titiek Puspa yang dikenal hangat dan penuh kasih.
“Kami kehilangan sosok panutan,” ucap Inul singkat, sambil menahan haru. “Beliau bukan sekadar seniman, tapi guru kehidupan,” tambah Ivan Gunawan.
Kehangatan Cinta untuk Titiek Puspa di Dunia Maya
Menurut Petty, keluarga terharu karena gelombang cinta tak hanya datang secara langsung, tetapi juga melalui media sosial. Berbagai unggahan tentang lagu-lagu Titiek Puspa membanjiri dunia maya selama sepekan terakhir. “Kami takjub melihat teman-teman mencurahkan cinta lewat lagu dan puisi,” kata Petty. Ia juga menyebut sempat berdialog dalam hati dengan ibunya, mencoba memahami mengapa cinta masyarakat begitu melimpah. “Apa yang Mama tanam, hingga kami bisa menuai tsunami kasih ini?” ujar Petty penuh rasa haru.
Perjalanan Akhir Sang Legenda
Titiek Puspa tutup usia setelah dirawat akibat pendarahan otak bagian kiri. Ia mengembuskan napas terakhir dalam perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Pemilik nama asli Sudarwati ini dikenal lewat lagu-lagu abadi seperti Marilah Kemari, Bing, dan Kupu-Kupu Malam. Kariernya melintasi zaman, dari era Orde Lama hingga masa kini.
Titiek dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ribuan orang mengantar kepergian sang legenda dengan isak haru dan doa.
Warisan Keteladanan
Meski telah tiada, semangat dan karya Titiek Puspa akan terus hidup. Keluarga berkomitmen menjaga dan melanjutkan nilai-nilai yang ditanamkannya. “Kami ingin warisan beliau tak hanya dikenang, tapi diteruskan,” ucap Petty.
Ia juga menyebut akan segera merancang program sosial dan seni sebagai bentuk penghormatan kepada sang ibunda.
Mengenang dengan Cinta
Doa tujuh harian menjadi momentum mengenang bukan hanya seorang seniman, tetapi juga manusia berhati besar. Kehadiran para sahabat membuktikan, cinta untuk Titiek Puspa melampaui batas waktu.
Dari lantunan doa, senyum penuh kenangan, hingga air mata, semua menjadi bukti: Titiek Puspa telah meninggalkan jejak yang tak tergantikan. (put)