banner 728x250

Dompet Dhuafa Usung Tema “Kurban Se-Ngaruh Itu” untuk Pemerataan Daging Kurban

  • Bagikan
banner 468x60

Jakarta (InsightMedia) – Dompet Dhuafa kembali menggulirkan program Tebar Hewan Kurban (THK) jelang Iduladha 1446 Hijriah. Tahun ini, mereka mengusung tema “Kurban Se-Ngaruh Itu” sebagai bentuk ajakan agar kurban memberi dampak luas.

“Momentum Iduladha harus berdampak besar, bukan hanya bagi penerima daging,” kata Ketua THK 1446 H Dompet Dhuafa, Dwi Tanty Kusumawardhani, di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025. “Tapi juga untuk pekurban dan peternak lokal binaan kami.”

Example 300x600

Menurut Dwi, Dompet Dhuafa menargetkan distribusi 35.000 ekor setara domba atau kambing (doka). Titik distribusi mencakup 28 provinsi, 105 kabupaten/kota, dan tiga negara.

“Program THK kami dorong agar kurban menjangkau wilayah-wilayah pelosok yang jarang tersentuh,” kata Dwi. Ia menambahkan, program ini juga mendorong kemandirian ekonomi peternak rakyat.

Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ahmad Juwaini, menyebut program THK sudah berjalan sejak 1994. Selama 30 tahun, Dompet Dhuafa menghimpun dan menyalurkan 846.481 ekor kurban setara kambing.

“Sebanyak 16,9 juta keluarga telah menerima manfaat program kurban ini,” kata Ahmad. Ia menegaskan, angka tersebut membuktikan keberlanjutan dan dampak sosial dari program THK.

Pada 2024 lalu, Dompet Dhuafa menyalurkan amanah kurban kepada 1.918.140 penerima manfaat. Penyaluran itu dilakukan di 168 kabupaten/kota, 30 provinsi, dan empat negara: Palestina, Somalia, Myanmar, dan Timor Leste.

“Tema ‘Kurban Se-Ngaruh Itu’ bukan sekadar slogan,” kata Ahmad. “Kurban mempengaruhi ekonomi, pangan, bahkan distribusi protein hewani di Indonesia.”

Menurut Ahmad, kurban juga berdampak pada sistem peternakan nasional dan gaya hidup masyarakat. “Program ini memberi peran kepada peternak, pekurban, pedagang, hingga mitra distribusi,” katanya.

Taufik Ramadani, mitra kurban Dompet Dhuafa, menyatakan program THK mengangkat harga jual ternak lokal. Ia menyebut, harga jual yang stabil meningkatkan kesejahteraan peternak binaan.

“Kami menyerap ternak dari peternak binaan di berbagai wilayah,” kata Taufik. “Peternak sekarang lebih dihargai. Mereka punya daya tawar dan peluang lebih besar.”

Menurutnya, profesi peternak kini mulai dilirik generasi muda. “Peternakan bisa jadi gaya hidup baru bagi anak muda,” ujar Taufik. “THK ikut mengubah pandangan masyarakat terhadap sektor ini.”

Ahli gizi Esti Nurwanti menyoroti pentingnya konsumsi daging bagi ibu hamil dan anak-anak. Menurutnya, kurban bisa membantu mengurangi risiko stunting.

“Asupan protein hewani sangat penting untuk tumbuh kembang anak,” kata Esti. “Ibu hamil yang mengonsumsi daging bisa melahirkan bayi sehat dan bebas stunting.”

Esti menilai distribusi daging kurban ke daerah rawan gizi sangat strategis. “Program ini bisa mendukung kesehatan masyarakat bila dilakukan secara merata,” ujarnya.

Dompet Dhuafa mencatat peningkatan jumlah pekurban dalam dua tahun terakhir. Menurut data Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), pada 2024 ada 2,16 juta pekurban. Tahun ini diperkirakan mencapai 1,92 juta.

Meski terjadi penurunan, tren digitalisasi membantu distribusi dan transaksi kurban lebih mudah. Platform digital dan sistem pembayaran daring memperluas jangkauan program THK.

Dompet Dhuafa juga mengembangkan sistem teknologi untuk mengelola kurban lebih transparan. Mulai dari pemotongan, pencacahan, hingga distribusi, semua terpantau dan dilaporkan ke pekurban.

“Prosesnya terkelola secara profesional,” kata Dwi Tanty. “Pekurban bisa melihat laporan distribusi kurban mereka secara langsung.”

Dompet Dhuafa menekankan bahwa kurban bukan sekadar ibadah tahunan, tapi juga penggerak ekonomi kerakyatan. Melalui program pemberdayaan ternak, lembaga ini mendorong peternak kecil menjadi mandiri.

“Kami ingin peternak rakyat bangkit dan berdaya,” ujar Ahmad Juwaini. “Ekonomi tak boleh hanya dikuasai pemilik modal besar.”

Dompet Dhuafa berharap, partisipasi masyarakat dalam program THK terus meningkat. Mereka juga mengajak masyarakat memilih kurban yang memberi dampak luas.

“Kurban yang baik bukan sekadar menyembelih hewan,” ujar Dwi Tanty. “Tapi yang bisa mengubah hidup orang lain.” (Put) 

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *