Jakarta (Insight Media) — Penyanyi cilik Etenia Croft meluncurkan album perdananya bertajuk BERSINAR dalam konser mini Avenue BERSINAR. Acara ini digelar sebagai puncak kerja kreatif selama satu setengah tahun terakhir.
Album BERSINAR berisi sembilan lagu dengan delapan lagu solo dan satu kolaborasi bersama Aviwkila. Salah satu lagu lainnya, Semua Rasa, merupakan duet dengan penyanyi muda Farel Prayoga yang dinyanyikan dalam campuran bahasa Jawa dan Indonesia.
Mini konser tersebut berlangsung hangat dengan penampilan memukau dari Etenia. Ia tampil percaya diri di hadapan penonton dari berbagai kalangan, termasuk keluarga dan anak-anak.
Pelatih vokal sekaligus pencipta lagu, Marvel Marlon, mengatakan proses persiapan album berlangsung intens. “Kami menyiapkan semuanya selama satu setengah tahun,” ujar Marvel, Sabtu (21/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa tim memulai dari pemilihan lagu, aransemen, hingga konsep visual konser. “Semua dilakukan dengan cinta agar hasilnya layak dinikmati anak-anak Indonesia,” tambah Marvel.
Album BERSINAR hadir di tengah minimnya lagu anak orisinal di Indonesia. Lagu-lagu dalam album ini mengangkat pesan positif seperti semangat, persahabatan, percaya diri, dan cinta tanah air.
“Album ini aku buat buat teman-teman seumuranku,” ujar Etenia Croft. “Aku ingin mereka semangat, percaya diri, dan cinta Indonesia,” lanjutnya.
Salah satu lagu andalan bertajuk Indonesiaku mengajak anak-anak mencintai tanah air. Musiknya ringan, liriknya sederhana, tetapi menyampaikan pesan nasionalisme dengan jelas.
Lagu Semua Rasa, kolaborasinya dengan Farel Prayoga, juga mendapat respons positif. Perpaduan suara keduanya dan sentuhan bahasa Jawa memberi warna baru dalam lagu anak.
“Etenia sangat profesional saat berduet dengan Farel,” kata Marvel. “Kami senang melihat kolaborasi mereka disambut antusias.”
Selain musik, Etenia juga menyiapkan video musik untuk semua lagu. Wardrobe dan konsep visual dirancang khusus oleh Ayundavira Intan. Ia menyesuaikan desain busana dengan karakter Etenia dan tema setiap lagu.
“Video musiknya punya cerita dan kostum yang seru,” ujar Etenia. “Itu bikin lagunya jadi makin hidup dan asyik ditonton,” tambahnya.
Dalam proses produksi, orang tua Etenia berperan aktif. Sang ibu bertugas sebagai produser eksekutif dan memastikan kondisi Etenia tetap prima. “Kami fokus menjaga kesehatan dan mental Etenia,” kata ibunya. “Itu yang paling kami kawal bersama Kak Marlon.”
Sang ayah menekankan pentingnya memperkenalkan lagu anak melalui berbagai media. “Kami ingin karya Etenia hidup lewat konser, bukan hanya di digital,” ujarnya.
Tim Etenia memilih pendekatan kolaboratif untuk mempromosikan album. Mereka percaya bahwa kerja sama antar musisi lebih penting dari kompetisi. “Era sekarang adalah era kolaborasi,” kata Marvel.
Ia menyebut bahwa kolaborasi dengan Aviwkila dan Farel hanya awal. “Ke depan, akan ada banyak kejutan kolaborasi lainnya,” ujar Marvel optimistis.
Konser mini ini juga menjadi sarana bagi Etenia menyampaikan pesan kepada anak-anak. “Aku ingin teman-temanku suka lagu anak-anak yang sesuai usia kita,” ucap Etenia.
Ia berharap lagu-lagunya memberi semangat dan motivasi kepada anak-anak di seluruh Indonesia. “Semoga teman-teman tetap percaya diri, semangat, dan cinta tanah air,” kata Etenia penuh harap.
Orang tua Etenia ingin karya ini menjadi kontribusi nyata untuk dunia musik anak. “Semoga BERSINAR memberi warna baru dan jadi inspirasi,” ujar sang ibu.
Setiap lagu dalam album ini berasal dari kisah nyata Etenia. Ia berbagi pengalaman pribadi yang kemudian dituangkan Marvel dalam bentuk lagu. “Lagunya personal banget buat aku,” kata Etenia. “Aku suka semua lagunya karena sesuai perasaanku.”
Album BERSINAR kini tersedia di seluruh platform digital. Tim juga menyiapkan promosi lanjutan melalui konser, proyek kolaborasi, dan kegiatan sosial anak.
Marvel berharap gerakan ini bisa menghidupkan kembali semangat bermusik di kalangan anak-anak. “Kami ingin lagu anak punya tempat lagi di hati masyarakat,” tegasnya.
Dengan semangat, kerja keras, dan dukungan keluarga serta tim, Etenia Croft membuktikan bahwa lagu anak bisa kembali bersinar di tengah industri musik digital yang kompetitif. (Put)
