banner 728x250

ILUNI FKUI dan Mahasiswa Gelar Mimbar Bebas, Kritik Kebijakan Kemenkes

  • Bagikan
banner 468x60

Jakarta (Insight Media) – Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa FKUI menggelar aksi mimbar bebas bertajuk Salemba Bergerak, Senin, 20 Mei 2025.

Acara ini digelar di Aula IMERI FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, mulai pukul 13.00 hingga 15.30 WIB. Kegiatan tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117.

Example 300x600

Aksi ini menjadi ajang kritik terhadap kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dinilai mengancam mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Soroti Tiga Masalah Utama

Ketua Umum ILUNI FKUI, Dr. dr. Wawan Mulyawan, menyebut ada tiga isu krusial. Pertama, rencana penyederhanaan pendidikan dokter. Kedua, pengurangan independensi kolegium. Ketiga, pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan.

“Pendidikan kedokteran bukan pelatihan teknis. Ini proses membentuk profesional yang menjaga nyawa manusia,” kata Wawan dalam orasinya.

Ia menyebut mutu pendidikan kedokteran adalah benteng utama menjaga keadilan dan kesehatan nasional. Menurutnya, kebijakan Kemenkes seharusnya disusun melibatkan para akademisi dan profesi medis.

Dukungan terhadap 158 Guru Besar FKUI

Acara ini juga menyuarakan dukungan terhadap pernyataan sikap 158 Guru Besar FKUI yang dirilis pada 16 Mei lalu dalam aksi Salemba Berseru.

Dalam pernyataan itu, para guru besar menyuarakan keprihatinan terhadap arah kebijakan kesehatan yang cenderung tertutup dan sentralistik.

ILUNI FKUI dan BEM FKUI menyatakan sikap serupa. Mereka meminta Kemenkes membuka ruang dialog setara dengan institusi pendidikan dan organisasi profesi.

Mahasiswa Angkat Suara

Ketua BEM IKM FKUI, M. Thorig, menyatakan mahasiswa tak bisa diam saat masa depan profesinya terancam.

“Kami menuntut partisipasi bermakna dari institusi pendidikan dalam setiap kebijakan nasional,” kata Thorig.

Menurutnya, mahasiswa siap berdiri di garis depan demi menjaga kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang adil untuk seluruh rakyat.

Tokoh Medis Militer dan Akademisi Turut Bicara

Acara ini juga menghadirkan tokoh kesehatan militer seperti Kolonel (Purn) dr. Nurdadi Saleh dan Mayjen (Purn) dr. Budiman. Mereka memberi perspektif tentang pentingnya sistem medis yang kuat dan terlatih.

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Purwandyastuti dari kalangan dosen FKUI menyoroti urgensi menjaga independensi akademik.

“Pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan akan melemahkan proses pembelajaran,” ujarnya.

Seruan Bersama: Kesehatan Bermutu adalah Hak Rakyat

ILUNI FKUI dan BEM FKUI menutup acara dengan seruan untuk menjaga mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan. Mereka menekankan bahwa kesehatan bukan komoditas, melainkan hak rakyat yang dijamin konstitusi.

Mereka juga mengajak alumni, organisasi profesi, dan masyarakat bersatu dalam menjaga integritas sistem kesehatan nasional.

“Pendidikan dan pelayanan kesehatan bermutu adalah hak rakyat,” demikian bunyi seruan bersama.

Acara ditutup dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan sesi foto bersama seluruh peserta yang hadir. (Put) 

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *