Jakarta (Insight Media) – Pemerintahan Prabowo-Gibran terus berupaya merealisasikan berbagai program prioritas, termasuk program makan bergizi gratis untuk masyarakat, meski belum sepenuhnya terlaksana. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah waktu pelaksanaan yang membutuhkan tahapan-tahapan, mengingat besarnya cakupan dan kompleksitas program tersebut.
Tenaga Ahli Kepresidenan, Ricky Tamba, dalam acara Diskusi dan Refleksi PHTC, Rabu (22/1) mengatakan, meskipun beberapa kendala teknis terjadi, seperti kebakaran yang melanda salah satu dapur umum di Jakarta Timur, pemerintah telah menyiapkan protokol penanggulangan kebakaran dan memastikan bahwa program makan bergizi tetap berjalan dengan baik. Bahkan, sudah ada lebih dari 300 dapur umum yang tersebar di 38 provinsi, dan diperkirakan pada akhir 2025, 15 hingga 20 juta orang akan merasakan manfaat program MBG.
Ricky juga menanggapi isu-isu yang muncul terkait kualitas makanan. “Makan bergizi gratis bukan soal rasa, tapi memastikan angka kecukupan gizi setiap hari untuk anak-anak sekolah, santri, ibu hamil, dan anak-anak balita,” jelasnya. Dia mengaku, beberapa keluhan terkait makanan yang kurang enak sudah ditindaklanjuti, termasuk insiden kesalahan tepung yang menyebabkan masalah di satu dapur umum yang kini sudah diperbaiki.
Meskipun ada tantangan dan berbagai isu di lapangan, lanjut Ricky, pemerintah terus berkomitmen menjalankan program MBG dengan transparan. Selain itu, program MBG ini juga dimaksudkan untuk membangun generasi muda yang sehat dan cerdas demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Sementara itu, salah seorang relawan Prabowo Gibran dari Jakarta Selatan, Hera, menilai bahwa kegiatan diskusi dengan pemerintah sangat bermanfaat sebagai wadah menyampaikan aspirasi masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menyaring informasi dan mengedukasi tentang pentingnya gizi yang seimbang, bukan hanya soal cita rasa.
Seiring berjalannya waktu, program MBG ini diharapkan tidak hanya menjadi keberhasilan jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan siap menghadapi tantangan global di masa depan. (put)
