Jakarta (InsightMedia) – Pameran kopi internasional World of Coffee 2025 resmi digelar di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025. Untuk pertama kalinya, acara prestisius ini berlangsung di negara produsen kopi, bukan hanya negara konsumen.
World of Coffee Jakarta 2025 diselenggarakan di Jakarta International Convention Center (JICC), berlangsung selama tiga hari. Ribuan pelaku industri kopi dari dalam dan luar negeri meramaikan pembukaan pameran pada pukul 10.00 WIB.
Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjadi tuan rumah ajang ini. Sebelumnya, World of Coffee hanya digelar di negara konsumen seperti Amerika Serikat dan Jerman.
Chief Executive Officer Specialty Coffee Association (SCA), Yannis Apostolopoulos, menyebut Indonesia sebagai lokasi strategis. Ia menilai posisi Indonesia sangat penting dalam rantai pasok kopi dunia.
“Indonesia adalah pasar konsumen besar dan produsen kopi utama di Asia,” ujar Yannis. “Ajang ini akan menjadi katalis kolaborasi dan pertukaran ilmu di industri kopi.”
Yannis menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan resmi World of Coffee Jakarta 2025. Ia menilai penyelenggaraan di Jakarta akan memperkuat peran Indonesia dalam skena kopi global.
Indonesia saat ini tercatat sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia. Hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki produk kopi khas daerah.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan turut hadir dalam pembukaan. Ia menyambut hangat kehadiran World of Coffee di Jakarta setelah penantian panjang.
“Biasanya acara ini diadakan di negara konsumen,” kata Zulkifli. “Tapi kini Indonesia, negara produsen, dipercaya menjadi tuan rumah.”
Zulkifli menilai pameran ini menjadi momen penting untuk menunjukkan kualitas kopi Indonesia. “Kopi kita adalah simbol budaya, kerja keras, dan kebanggaan bangsa,” ujarnya.
Sebelum pembukaan resmi, pengunjung sudah memadati area penukaran tiket sejak pagi. Antusiasme terlihat dari antrean panjang di gerbang masuk JICC.
Pihak penyelenggara memperkirakan lebih dari 15.000 pelaku industri akan hadir. Mereka berasal dari berbagai sektor, mulai dari petani, roaster, barista, hingga pemilik kedai kopi.
Pengunjung bisa menjelajahi berbagai stan lokal dan internasional. Tersedia aneka biji kopi, alat seduh, serta produk turunan lainnya.
Salah satu sorotan acara ini adalah hadirnya Producer Village. Area ini menjadi tempat pertemuan antara petani kopi dan konsumen.
“Producer Village memberi ruang bagi petani kopi Indonesia bertemu konsumen global,” ujar Yannis. “Interaksi langsung ini penting untuk keberlanjutan.”
Di area tersebut, pengunjung bisa mencicipi dan membeli kopi dari petani lokal. Beberapa di antaranya berasal dari Aceh, Jambi, Lampung, Bali, hingga Papua.
Tak hanya pameran, World of Coffee Jakarta 2025 juga menggelar kompetisi dunia. World Brewers Cup Championship menjadi ajang unjuk kemampuan para barista meracik kopi.
Sebanyak 50 peserta dari berbagai negara mengikuti kompetisi tersebut. Para peserta akan dinilai dari teknik penyeduhan, rasa, dan penyajian.
“Ini bukan hanya soal kopi,” ujar Yannis. “Tapi juga tentang keahlian, cerita, dan inovasi dalam secangkir seduhan.”
Acara berlangsung hingga Sabtu, 17 Mei 2025. Pada 15–16 Mei, pameran dibuka pukul 10.00–18.00 WIB. Sementara di hari terakhir, acara ditutup pukul 17.00 WIB.
Tiket masuk bisa dibeli melalui situs resmi World of Coffee dan Dyandra Tiket. Harga tiket harian dibanderol Rp 250.000 per orang.
World of Coffee Jakarta 2025 juga menjadi wadah promosi untuk UMKM kopi lokal. Banyak pelaku usaha kecil menampilkan inovasi produk mereka.
“Kami berharap ini bukan pameran biasa,” ujar Yannis. “Tapi momentum pertemuan global industri kopi dengan akar lokal Indonesia.”
Dengan skala besar dan semangat kolaboratif, World of Coffee Jakarta 2025 menandai era baru perkopian Indonesia. Di tangan petani, pelaku industri, dan pecinta kopi, secangkir kopi menjadi simbol perubahan dan harapan. (Put)